Rabu, 19 Januari 2011

Menjadi Suami-Istri Teladan

Rasulullah SAW pulang ke rumah pada pagi hari, karena ada keperluan bersama umatnya. Dilihatnya di rumah tidak ada makanan sedikitpun. Beliau pun bertanya kepada Aisyah istri beliau, “Wahai istriku, adakah ada makanan di rumah ini?” Sang istripun menjawab dengan jujur, “Tidak ada ya Rasulullah. Belum ada makanan pagi ini.” Rasulullah berkata, ‘Kalau begitu, aku akan puasa hari ini!”
Sebuah cuplikan keseharian Rasulullah yang sering beliau alami. Cerita ini begitu membekas pada diriku. Ada beberapa hikmah dari cerita tadi yang bisa aku dan Anda sekalin tiru, sebagai suami atau istri. Hikmahnya adalah
1. Sebagai suami, Rasulullah adalah suami yang hebat. Tidak merepotkan istrinya. Tidak membebani istrinya dengan kebutuhan pribadinya. Dalam kisah lain, beliau kalau sudah sampai di rumah, ikut membantu keperluan rumah. Beliau bekerja dengan tangannya untuk rumah tangganya.
2. Sebagai suami, Rasulullah adalah suami penyayang. Tidak ada kata yang memaksa atau menyindir istrinya. Semua keadaan rumahnya beliau terima apa adanya. Beliau tidak serta merta main perintah kepada istrinya. Beliau tidak mengeluarkan kata-kata yang membuat istrinya sakit hati.
3. Sebagai suami, Aisyah adalah istri yang hebat. Aisyah sadar Rasulullah adalah pengemban umat ini sehingga, saat pulang ke rumah dan tidak membawa apa-apa Aisyah tidak bertanya sesuatu yang membebani suaminya. Aisyah tidak meminta-minta sesuatu yang tidak dipunyai Rasulullah
4. Sebagai istri, Aisyah adalah istri yang ikhlas dan ridho. Apapun keadaan suaminya, Aisyah ridha dan ikhlas. Tidak ada sindirian  tentang keperluan rumah tangganya yang akan membebani Rasulullah.
Subhanalloh, inilah kisah pendek penuh hikmah. Rumah yang diberkahi karena terliputi rasa ikhlas, ridho, dan kasih sayang.
Ya Allah, didiklah kami agar bisa meniru beliau. Tundukan nafsu kami, tunjukan jalan apabila kami menjauhiMu Ya Allah hanya Engkaulah tempat kami bergantung, kabulkanlah doa kami, agar kami bersama di dunia ini dan bersama di akherat-Mu kelak. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar